Senin, 25 Juni 2018

In The Middle





In The Middle 
Gadis itu menarik nafas berat, mengisi paru-parunya dengan udara segar sebanyak mungkin dan kemudian menghembuskannya, untuk sejenak tadi dia berpikir andai dia bisa menampungnya dan membawa udara itu terus bersamanya “tidak itu benar-benar bodoh” renungnya. Gadis itu lalu mendongkak ke atas, hari itu langit terlihat biru sempurna, suasana yang  akan selalu dia rindukan.
“Ya waktunya tiba”  pikirnya, sudah saatnya gadis itu pergi, dia tahu ketika keluar dari pintu itu maka dia harus siap, dia harus sempurna dibalik kehacurannya, dia harus kuat dibalik kelemahannya, dia harus baik-baik saja paling tidak terlihat baik-baik saja, ya...dia sudah terlatih menghadapinya.
“haaaahhh” sekali lagi gadis itu menghembuskan nafasnya, hatinya mulai bergejolak menolak pergi namun pikirannya menariknya kembali  pada kenyataan “semua akan baik-baik saja” pikir gadis itu mencoba meyakinkan diri. Matanya terus menatap tempat itu, tempat dimana dia menaruh hati dan jiwanya. Namun semakin tinggi dia pergi, semakin  perih matanya hingga tanpa sadar sebulir air mata jatuh dipipinya dan saat itu dengan melepaskan segala keangkuhannya  gadis itu mengakui, hatinya  akan selalu mengalahkan pikirannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar