In The
Middle
Gadis itu menarik
nafas berat, mengisi paru-parunya dengan udara segar sebanyak mungkin dan
kemudian menghembuskannya, untuk sejenak tadi dia berpikir andai dia bisa
menampungnya dan membawa udara itu terus bersamanya “tidak itu benar-benar bodoh” renungnya. Gadis itu lalu mendongkak
ke atas, hari itu langit terlihat biru sempurna, suasana yang akan selalu dia rindukan.
“Ya waktunya tiba” pikirnya, sudah
saatnya gadis itu pergi, dia tahu ketika keluar dari pintu itu maka dia harus
siap, dia harus sempurna dibalik kehacurannya, dia harus kuat dibalik
kelemahannya, dia harus baik-baik saja paling tidak terlihat baik-baik saja, ya...dia sudah terlatih menghadapinya.
“haaaahhh” sekali lagi gadis itu menghembuskan nafasnya, hatinya mulai bergejolak
menolak pergi namun pikirannya menariknya kembali pada kenyataan “semua akan baik-baik saja” pikir gadis itu mencoba meyakinkan diri.
Matanya terus menatap tempat itu, tempat dimana dia menaruh hati dan jiwanya.
Namun semakin tinggi dia pergi, semakin
perih matanya hingga tanpa sadar sebulir air mata jatuh dipipinya dan
saat itu dengan melepaskan segala keangkuhannya gadis itu mengakui, hatinya akan selalu mengalahkan pikirannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar