Senin, 25 Juni 2018

Puisi 2




Langit

Langit dapat melukiskan hal yang tak tersampaikan
Mendung melukiskan kesedihan
Cerah melukiskan kebahagiaan
Terik melukiskan perjuangan

Tak bersuara namun bermakna
Tak bertanda namun dapat diterka
Dalam sekejap bisa sirna
Bagai kesia-siaan belaka

Sering kau tak menyadarinya
Sering kau tak mengharapkannya
Banyak keluh kesah diterimanya
Umpatan-umpatan kejam yang didengarnya

Namun ia harus tetap ada
Menyelimuti cakrawala seperti biasa
Karna ia tahu kau membutuhkannya
Meski tak kau hargai kehadirannya

Resensi Novel





 Sunshine Becomes You
Unsur intrinsik

Judul              : Sunshine becomes you
Penulis          : Ilana Tan
Tema              : Percintaan
Sinopsis         : Alex Hirano adalah seorang pianis terkenal yang merasa tidak ada hal menarik dalam hidupnya. Dunianya hanya berkutat dengan  partitur-partitur pianonya. Hingga suatu hari ia bertemu dengan Mia clark gadis yang disukai oleh adiknya Ray Hirano. Mia adalah seorang penari kontemporer yang mengajar di sebuah kelas tari kecil di sudut kota new York dimana Ray Hirano yang adalah seorang b-boy professional sekaligus adik dari Alex Hirano juga mengajar di tempat itu.  Sayangnya pertemuan awal antara Alex dan Mia terjadi hal  buruk, saat Mia tanpa sengaja jatuh dari tangga dan menimpa tubuh Alex  yang berujung dengan terkilirnya  tangan kiri dari Alex Hirano. Sejak saat itu Alex Hirano tidak mau lagi berurusan dengan gadis yang dijulukinya sebagai “malaikat kegelapan” itu. Sayangnyaa harapan Alex tak terkabul, Keesokan harinya Mia yang merasa bersalah mencoba meminta maaf  dan mendatangi apartement Alex Hirano dengan menawarkan bantuan, yaitu menjadi tangan kirinya. Siapa yang tidak merasa bersalah kalau kau mematahkan tangan seorang pianis terkenal? Pikir Mia saat itu. Alex Hirano yang awalnya menolak karena tak ingin berurusan lagi dengan gadis itu akhirnya menyetujui tawaran Mia clark untuk membantunya. Awalnya segalanya berjalan buruk, Alex masih sangat kesal dengan Mia, setiap melihat tangan kirinya yang dibebat dia merasa seperti orang cacat yang tidak bisa melakukan apapun. Dan ini semua terjadi karena gadis itu. Mia beranggapan sikap Alex terlalu berlebihan, dan berfikir kalau dia sudah cukup baik dengan meminta maaf dan mau menjadi  pesuruh diapartement Alex. Dan begitulah mereka tidak pernah bersikap bersahabat satu sama lain.
Namun takdir berkata lain, seiring berjalannya waktu, tanpa mereka sadari semuanya berubah. Alex diam-diam mulai menyukai senyuman Mia, diam-diam suka memperhatikan saat Mia menari, dan tanpa ia sadari ia sudah bergantung dan menganggap Mia adalah gadis yang istimewa. Dan ia merasa siap bersaing dengan adiknya sendiri Ray Hirano.   Namun selalu ada keraguan di hati Alex tentang  perasaan Mia padanya, karena gadis itu selalu tersenyum, berbicara, tertawa, dan menatap semua orang dengan cara yang sama tak terkecuali adiknya Ray Hirano.
Hingga suatu hari Alex menemukan fakta menyakitkan yang mengakibatkan dia tidak bisa memiliki Mia selamanya, saat akhirnya segala keraguannya selama ini  terjawab mengapa Mia seolah olah menutup diri padanya. Saat harapan yang dia gantungkan harus hancur berkeping keeping.  Saat  Alex harus menerima bahwa jantung Mia tak bisa bertahan untuknya. 

Alur 
Maju, karena novel ini menceritakan bagaimana awalnya Alex dan Mia bertemu, kemudian terus berlanjut hingga mereka saling mencintai dan berakhir dengan kematian Mia. 

Tahap Pengenalan :  Alex Hirano yang seorang pianis terkenal harus rela membatalkan semua konsernya karena tangan kirinya terkilir akibat seorang gadis bernama Mia clark seorang penari kontemporer yang tidak sengaja jatuh dari tangga dan menimpa tubuh Alex Hirano. 

Pemunculan Konflik : Mia yang merasa bersalah atas perbuatannya, mencoba memperbaiki segalanya dengan menawarkan diri untuk membantu Alex Hirano selama masa penyembuhan tangannya yang tekilir. Tugasnya seperti membersihkan apartement Alex Hirano, memasakkan makan malam, dan mengantarkan Alex Hirano kemanapun ia ingin pergi. 

Peningkatan Konflik: Tanpa disadari Alex Hirano diam diam mulai menyukai Mia, mulai memperhatikan Mia dan perasaan benci yang dulu selalu dirasakkannya setiap melihat Mia mulai pudar. Kini baginya Mia adalah gadis yang istimewa. Namun yang membuatnya gusar adalah dia tidak tau bagaimana perasaan Mia padanya. Apakah Mia juga memiliki perasaan yang sama. Karena Mia selalu bersikap sama terhadap semua orang tak terkecuali dirinya. Hal itulah yang membuat Alex Hirano ragu dengan perasaannya. Di sisi lain ada Ray Hirano adiknya sendiri juga sudah lama menyukai Mia. 

Klimaks: Seiring waktu berjalan Alex akhirnya mengetahui alasan dibalik sikap Mia selama ini, mengapa dia lebih memilih mengajar di studio tari kecil di sudut kota padahal dia adalah seorang penari kontemporer yang sangat berbakat.  Hal ini disebabkan Mia memiliki masalah dengan jantungnya. Sehingga dia tidak boleh beraktifitas terlalu lelah, saat itulah Alex mulai mengutuk dirinya  ketika dia mengingat pekerjaan pekerjaan berat yang sering Mia lakukan dirumahnya. Hingga suatu hari Mia yang keadaannya sudah sangat lemah tiba tiba pingsan dihadapan Alex dan harus dibawa kerumah sakit.

Konflik Menurun: Ray sadar bahwa Mia lebih mencintai kakaknya Alex Hirano. Oleh karena itu dia rela melepaskan Mia dan percaya Mia akan lebih bahagia bersama kakaknya. Akan tetapi kondisi Mia yang makin hari semakin melemah sudah tak bisa terelakkan lagi. Dokter berkata Mia membutuhkan jantung baru agar dia bisa bertahan hidup . 

Penyelesaian: 2 minggu kemudian Mia mendapatkan donor jantung, namun takdir berkata lain, tubuh Mia menolak jantung baru yang berada ditubuhnya dan akhirnya Mia meninggal dunia. Dalam sekejap dunia Alex bergoncang tak ada lagi yang bisa ia lakukan. Segalanya sirna sudah, harapannya untuk bersama Mia hilang selamanya. walaupun Mia tak ada lagi disisinya namun Alex tau Mia akan selalu ada dihatinya. 

Karakter Tokoh
Alex Hirano: Sosok yang dingin namun penyayang, tegar, tegas, tidak mudah putus asa
Mia Clark: Bertanggung jawab, baik hati, ramah, pekerja keras, tidak mudah putus asa, tabah
Ray Hirano: Dewasa, baik hati,ceria, penyabar.

Latar 

Latar Waktu
Pagi hari : “ Alex Hirano menatap jam dinding menatap jam di atas piano, sekarang sudah pukul sembilan tepat dan gadis itu masih belum datang”
Malam hari. : “ Mia kembali ke atas panggung. Gedung pertunjukan penuh.
Tidak ada satu pun tempat duduk kosong malam itu.”

      Latar tempat
·         Kota New York
Huntington : “Lalu kemarin ia berpikir mungkin sebaiknya ia menginap di rumah orangtuanya di Huntington.”
Manhattan : “Aku punya apartement disini, di Manhattan.”
Apartemen Alex : “gadis itu berdiri membelakangi Alex, menghadap interkom yang terpasang disamping pintu, menekan bel apartemen Alex berulang-ulang.”
Julliard : “Lagi pula ia belum pernah melihat-lihat divisi tari di Julliard.”
Toko musik : “Ini yang pertama kali dilakukannya setiap kali ia mengunjungi toko musik.”
Upper West Side : “Di Upper West Side. Nanti kutunjukkan jalannya.”
Rumah sakit : “Orang tua Mia dan Alex adalah orang-orang yang paling sering menemani Mia di rumah sakit.”
Panggung : “Yang harus dilakukannya sekarang adalah menegakkan tubuh, melupakan penyakitnya untuk sementara dan berlari ke tengah panggung ke arah gemuruh penonton.”
Apartemen Mia : “Mereka akhirnya tiba di depan gedung apartemen Mia.”

       Latar suasana
 Mengharukan : “beberapa detik kemudian, lagu yang selalalu membuatnya teringat pada Mia Clark dan setengah jiwanya yang hilang pun mengalun lembut, mengisi seluruh sudut ruangan besar yang sunyi senyap itu dengan nada-nada indah yang pada akhirnya membuat para penonton mendesah dan memejamkan mata, membayangkan sinar matahari yang hangat, pada rumput hijau, dan langit biru tak berawan.”
Bahagia : “ seluruh keluarga besarnya bangga padanya. Orang-orang membahas pertunjukan itu dengan nada kagum.”
Sedih : “ Alex memejamkan mata sementara setetes air matanya juga jatuh ke pipinya. Dadanya terasa sakit.”
Menegangkan : “ sekarang Alex duduk menunggu dengan tegang. Ia memandang ke sekeliling ruangan dan melihat kecemasan yang sama di wajah semua orang disana.”

Sudut Pandang
Orang Ketiga

Bahasa
Bahasa yang digunakan mudah di mengerti


Amanat
·         jangan mudah menyerah dan berputus asa dengan keadaan yang kita miliki
·         kita harus bisa menerima kelebihan terlebih kekurangan orang yang kita cintai
·         kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu yang mungkin bagi kita sangat berharga
·         jangan berfikir buruk terhadap orang lain sebelum kita tau yang sebenarnya

Unsur Ekstrinsik
1. Nilai Kehidupan
    Kita harus mencapai apa yang kita cita-citakan, jangan mudah menyerah dalam
    memperjuangkan hal yang ingin kita capai.
2. Nilai Moral
    Kita tidak boleh mudah berputus asa untuk apa yang ingin kita capai.
3. Nilai Sosial
    Kita tidak bisa memaksakan kehendak demi kepentingan kita sendiri, karena hidup juga
    perlu memperhatikan orang lain.
  Harus saling menyayangi antar manusia, tidak menyia-nyiakan orang yang benar-benar
  mencintai kita.


Kelebihan dan Kekurangan Novel

Kelebihan: menurut saya kelebihan dari novel ini adalah ceritanya yang mudah untuk dipahami, selain itu bahasanya juga mudah dimengerti. Saya pribadi menyukai cara penyampaian cerita yang digunakan oleh si penulis. Perasaan yang ingin disampaikan oleh si penulis juga bisa sampaikan dengan baik sehingga para membaca juga dapat merasakan perasaan-perasaan yang ada didalam novel tersebut
Kekurangan: secara pribadi menurut saya tidak banyak kekurangan di novel ini, namun beberapa kekurangan yang saya dapati adanya sedikit kesalahan pengetikan lalu ceritanya juga mudah ditebak.disamping itu secara keseluruhan saya sangat menyukai novel ini.

In The Middle





In The Middle 
Gadis itu menarik nafas berat, mengisi paru-parunya dengan udara segar sebanyak mungkin dan kemudian menghembuskannya, untuk sejenak tadi dia berpikir andai dia bisa menampungnya dan membawa udara itu terus bersamanya “tidak itu benar-benar bodoh” renungnya. Gadis itu lalu mendongkak ke atas, hari itu langit terlihat biru sempurna, suasana yang  akan selalu dia rindukan.
“Ya waktunya tiba”  pikirnya, sudah saatnya gadis itu pergi, dia tahu ketika keluar dari pintu itu maka dia harus siap, dia harus sempurna dibalik kehacurannya, dia harus kuat dibalik kelemahannya, dia harus baik-baik saja paling tidak terlihat baik-baik saja, ya...dia sudah terlatih menghadapinya.
“haaaahhh” sekali lagi gadis itu menghembuskan nafasnya, hatinya mulai bergejolak menolak pergi namun pikirannya menariknya kembali  pada kenyataan “semua akan baik-baik saja” pikir gadis itu mencoba meyakinkan diri. Matanya terus menatap tempat itu, tempat dimana dia menaruh hati dan jiwanya. Namun semakin tinggi dia pergi, semakin  perih matanya hingga tanpa sadar sebulir air mata jatuh dipipinya dan saat itu dengan melepaskan segala keangkuhannya  gadis itu mengakui, hatinya  akan selalu mengalahkan pikirannya.